Loading...
Dalam Kitab Al-Mawaidh Al-‘Ushfuriyyah, Imam Muhammad Bin Abu Bakar menerangkan tentang pahala sedekah.
Beliau mengutip salah satu hadits nabi yang diriwayatkan dari Sayyidina Abdullah Bin Umar (radliyallahu anhuma). Hadis ini berbentuk dialog antara nabi dengan Allah SWT.
Dalam dialog ini, terlihat betapa besarnya perhatian dan kasih sayang Rasulullah Saw. pada umatnya yang rajin sedekah. Beliau terus memohon tambahan pahala sedekah untuk umatnya.
Ada beberapa tahapan pahala sedekah yang ditawarkan oleh Allah Swt. pada nabi hingga akhirnya nabi merasa tenang atas firman Allah Swt. berkaitan dengan pahala sedekah.
Pahala sedekah yang pertama tidak disampaikan secara jelas oleh Allah Swt. Dia hanya menyebutkan bahwa kebaikam yang kita lalukan, kelak pasti akan melihat balasannya. Allah Swt. berfirman dalam QS. az-Zalzalah (99) :7,
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya,”
Dalam Tafsir Jalalain Juz 2/506, kebaikan yang dilakukan sekecil apapun pasti akan nampak balasannya walau seberat semut kecil. Artinya sedekah yang kita keluarkan, dapat jaminan balasan kelak diakhirat.
Nabi Muhammad Saw. belum bisa menerima sepenuhnya tentang pahala kebaikan yang dijanjikan Allah Swt. sebagaimana dalam ayat di atas.
Beliau melakukan munajat, “Ya Allah, balasan kebaikan untuk ummatku ini sangat sedikit”. “Jika itu sedikit, maka Aku akan tambahkannya menjadi 2 kali lipat,” jawab Allah Swt. Lalu Dia berfirman dalam QS. al-Qasas (28) 54 :,
أُولَٰئِكَ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُم مَّرَّتَيْنِ بِمَا صَبَرُوا وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ
“Mereka itu diberi pahala dua kali (karena beriman kepada Taurat dan Al-Qur’an) disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan menginfakkan sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada mereka.”
Mereka yang melakukan satu kebaikan, maka balasannya 2 kali lipat. Mendengar wahyu tersebut, Rasulullah Saw. merasa belum puas. Beliau bermunajat lagi mengenai pahala balasan kebaikan demi umatnya.
“Ya Allah, 2 kali lipat itu masih sedikit untuk umatku. Hamba mohon berilah tambahan.”, ujar nabi.
“Baiklah, Aku balas setiap satu kebaikan ummatmu dengan 10 kebaikan”, jawab Allah SWT. Dia berfirman dalam Qs. al-An’am (6) : 160,
مَن جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا ۖ وَمَن جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَىٰ إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
“Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi).”
Dalam artian, apabila kita bersedekah 10 ribu, maka balasan dari Allah Swt. menjadi 100 ribu. Apakah ini dianggap cukup oleh Nabi Muhammad Saw.? Tentu tidak, beliau melakukan munajat lagi, meminta tambahan kebaikan untuk umatnya.
Lagi-lagi Allah Swt. mengabulkan doa kekasih-Nya. Allah Swt. berfirman dalam QS. al-Baqoroh (2): 261,
مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”
Pahala sedekah umat Nabi Muhammad Saw. walaupun sedikit, pahalanya sebukit. Bayangkan saja, satu kebaikan sebanding dengan 700 kebaikan. Misalkan kita memberi makan 1 orang, maka balasannya setara dengan bersedekah 700 makanan.
Tentunya Nabi Muhammad Saw. senang menerima wahyu tersebut, tapi beliau tetap belum puas. Beliau meminta tambahan pahala lagi kepada Allah Swt. untuk setiap kebaikan yang dikerjakan umatnya.
Allah Swt. mengabulkan permintaan nabi. Allah Swt. berfirman dalam QS. al-Baqoroh (2) : 245
مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”
Dalam artian, pahala dari sedekah yang kita keluarkan bukan hanya dibalas dengan 700 kebaikan. Allah Swt. masih akan melipatgandakannya lagi. Artinya, sekali sedekah bisa berpahala 700 juta kebaikan.
Saya sendiri mengira ayat di atas adalah jawaban terakhir untuk pahala sedekah. Ternyata tidak, Nabi Muhammad Saw. masih meminta tambahan lagi untuk ummatnya. Namun, ini sudah permintaan yang terakhir dalam hal pahala sedekah.
Allah Swt. berfirman dalam QS. az-Zumar (39) : 10,
قُلْ يٰعِبَادِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا رَبَّكُمْ ۗلِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗوَاَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌ ۗاِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu.” Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.
Dalam Tafsir Jalalain Juz 2/379 dijelaskan bahwa pahala kebaikan yang dilakukan di dunia, maka balasannya di akhirat kelak bisa dibebaskan dari hisab dan mizan.
Artinya orang yang bersedekah dengan ikhlas walau hanya dengan seteguk air, maka balasannya bisa seember. Bahkan kelak di akhirat punya harapan untuk terbebas dari panasnya api neraka.
Tentunya tidak semua sedekah yang kita keluarkan balasannya langsung nampak di depan mata. Ada memang yang tersembunya sampai akhir hayat. Ada pula yang dibalas dengan ampunan dosa.
Wallahua’lam.
Sumber: bincangsyariah.com
Loading...